219 imigran Rohingya direlokasi ke eks kantor imigrasi Lhokseumawe

[ad_1]

Banda Aceh (ANTARA) – Sebanyak 219 imigran Rohingya yang mendarat di kawasan pantai Ujong Kareung Kecamatan Sukajaya Kota Sabang dipindahkan ke bekas kantor Imigrasi Lhokseumawe.

“Semuanya ada 219 orang berdasarkan perhitungan di Sabang, dibawa ke bekas kantor Imigrasi Lhokseumawe,” kata Pejabat UNHCR Indonesia Munawaratul Makhya, di Banda Aceh, Rabu malam.

Sebelumnya, sebanyak 219 imigran Rohingya kembali mendarat di pesisir pantai Ujong Kareung Kecamatan Sukajaya Kota Sabang, mereka tiba di sana pada Selasa (21/11) malam sekitar pukul 23.00 WIB.

Hari ini, para pengungsi direlokasi ke eks kantor Imigrasi Lhokseumawe melalui jalan laut dari Sabang menuju Banda Aceh, dan dilanjutkan via darat dengan durasi waktu perjalanan sekitar 6 jam ke lokasi tujuan.

Munawaratul menyampaikan, dari 219 imigran tersebut, dua diantaranya sedang dalam kondisi sakit dan membutuhkan perawatan, harus diberikan oksigen terlebih dahulu.

Dirinya tidak menjelaskan lebih detail terkait kondisi akhir para Rohingya tersebut, karena masih status emergency.

“Ini kondisinya masih emergency, jadi belum tanya-tanya. Kita juga belum cek apakah mereka ini dari grup yang sama (dengan yang tiba sebelumnya), kita belum cek,” ujarnya.

Munawaratul menuturkan, sejauh ini koordinasi pihaknya dengan Pemerintah Pusat, provinsi Aceh hingga daerah terkait penanganan pengungsi sudah cukup baik.

“Alhamdulillah koordinasi, kita apresiasi dan terima kasih atas kolaborasi dari pemerintah, sudah sangat baik komunikasi selama ini,” katanya.

Dirinya menegaskan, UNHCR dalam hal penanganan Rohingya ini lebih kepada men-support kebutuhan dasar mereka. Mulai dari transportasi, makanan dan lain sebagainya.

Kemudian, UNHCR juga berupaya supaya pengungsi Rohingya lebih mendapat hidup yang lebih layak.

“Kami mendorong supaya pengungsi Rohingya ini bisa lebih hidup bermartabat, mendapatkan hak-haknya sebagai manusia,” kata Munawaratul.

Pj Gubernur Aceh, Achmad Marzuki menyampaikan bahwa penanganan imigran Rohingya tersebut merupakan urusan kemanusiaan, dan untuk penanganan akan berjalan sesuai ketentuan.

Kata Marzuki, terkait kedatangan gelombang imigran Rohingya ke Aceh, pihak UNHCR sejauh ini juga telah berkomunikasi dengan Kemenkumham terkait penempatan para pengungsi tersebut.

“Sudah ada surat dari Kemenkumham untuk penempatan pengungsi Rohingya, untuk sementara agar dibantu oleh IOM dan UNHCR,” kata Marzuki.

Di sisi lain, Kantor Imigrasi Kelas II Sabang juga telah memastikan, 219 etnis Rohingya yang mendarat di Pantai Ujong Kareung, Kota Sabang merupakan pengungsi, tidak ada imigran ilegal yang menyusup dalam rombongan itu.

Kepala Seksi Intelijen dan Penindakan Keimgirasian Kantor Imigrasi Kelas II Sabang Mirza Dwitri Patria menegaskan, pihaknya berkewenangan melakukan pendataan dan pengawasan. Sejauh ini semua mereka merupakan pengungsi, tidak ada imigran ilegal.

“Jadi ini enggak ada imigran ilegal, kalau imigran ilegal itu urusan kami, seperti WNA yang masuk tanpa visa. Sementara ini yang masuk (ke Sabang) pengungsi, Rohingya semua,” demikian Mirza.

Baca juga: Pj Gubernur Aceh imbau masyarakat bersabar dengan kedatangan Rohingya

Baca juga: Pemkab Pidie tunggu kebijakan pusat soal penanganan imigran Rohingya

Baca juga: Anggota DPR minta perhatian serius pemerintah soal Rohingya di Aceh

Pewarta: Rahmat Fajri
Editor: Tasrief Tarmizi
COPYRIGHT © ANTARA 2023

[ad_2]

Source link

Related posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *