[ad_1]
Polres Metro Jakarta Pusat menyebut kerugian yang ditimbulkan dari kasus penipuan tiket konser Coldplay yang diduga dilakukan perempuan berinisial GA mencapai Rp1,3 miliar.
Hingga Jumat (17/11) polisi masih mengumpulkan bukti-bukti sembari mencari pelaku sehingga bisa ditetapkan sebagai tersangka dalam waktu dekat, kata Kasatreskirim Polres Metro Jakarta Pusat, Kompol Chandra Mata Rohansyah.
Salah satu korban penipuan GA, Fikri, mengaku kecewa, kesal, sekaligus menjadi pelajaran untuk tak lagi percaya pada calo tiket sekalipun sudah kenal.
‘Kesal karena merusak kesempatan saya nonton konser pertama Coldplay’
Fikri Faizah mengaku masih jengkel kalau mengingat kejadian malam itu, Rabu (15/08).
Satu jam setengah sebelum konser band kesayangannya, Coldplay, mengguncang Stadion Utama Gelora Bung Karno (GBK) Jakarta, dia baru dapat kabar kalau tiket yang sudah dibeli dari seorang kenalannya berinisial A ternyata “zonk” alias tidak ada.
Padahal dia dan puluhan orang lain sudah dari siang menunggu di area sekitar GBK setelah dijanjikan bakal dibagikan tiket dan diantar masuk ke pintu masuk sesuai kategori.
“Jam 20.00 WIB itu si A bilang di grup WhatsApp, ‘sorry ya guys hasilnya zonk…'” ucap pemuda 24 tahun ini kepada BBC News Indonesia, Jumat (17/11).
“Kami kecewa kenapa enggak diinfokan dari awal? Biar bisa cari tiket di venue langsung dan harganya masih masuk akal. Kalau beli dari calo harganya sudah enggak ngotak,” sambungnya.
Cerita penipuan tiket konser yang dialami Fikri berawal pada Mei lalu.
Saat itu, pacarnya dapat kabar dari teman kuliahnya si A kalau dia menjual tiket konser Coldplay per kategori seperti yang dijual resmi.
Meskipun waktu itu belum ada informasi resmi kalau band asal Inggris tersebut bakal manggung di Jakarta, tapi si A kata Fikri, mengeklaim tahu dari kenalannya yang bekerja di agensi PK Entertainment.
Dan, si A tersebut sudah terkenal sering menjual tiket konser.
“A ini reseller tiket konser dan lancar-lancar aja.”
Fikri dan pacarnya percaya dan membeli dua tiket untuk kategori 2 seharga Rp2,6 juta – jauh di bawah harga resmi.
Tak ada kecurigaan kendati harga yang ditawarkan lebih murah. Ia mengira itu adalah harga ‘early bird‘ seperti yang biasa terjadi di konser-konser lain.
“Saya deal dan langsung transfer Rp5,2 juta. Si A ini bilang penukaran tiket fisik H-1 sebelum konser.”
Tapi meski Fikri dan pacarnya sudah menyetor uang ke A. Pada 17 Mei 2023, dia tetap ikutan berburu tiket yang dijual secara online.
Ia mengincar tiket ultimate atau festival yang harganya lebih mahal.
Sayangnya, perburuan singkat itu gagal.
Tepat pada H-2 konser Coldplay, muncul unggahan viral di X dengan akun @to****mo yang menulis bahwa terjadi penipuan tiket Coldplay sebesar Rp15 miliar oleh seseorang diduga bernama Ghisca.
Dari situ Fikri dan pacarnya langsung bertanya kepada si A apakah tiket mereka berasal dari orang yang sama di X.
“A jawab enggak, beda orang… katanya, ‘aman, tenang beda kok jalurnya’,” ucap Fikri menirukan ucapan A di grup WhsatApp yang berisi sekitar 100 orang.
Tiba di hari gelaran konser itulah Fikri dan yang lain diminta berkumpul di area sekitar GBK sembari menunggu tiket berupa surat kuasa diberikan.
Kira-kira pukul 13.00 WIB, A baru mengaku kalau dia menjadi korban Ghisca yang sempat viral di media sosial X.
Namun meski begitu, sambungnya, A berkata bakal bertanggung jawab dan mengaku memiliki tiket cadangan.
“Kami tanya, bisa masuk enggak? Dijawab iya pasti masuk dan nanti diantar [ke gate].”
Hampir tujuh jam berlalu, A tak juga muncul hingga tepat satu jam setengah jelang konser, kabar buruk datang: tiket mereka tidak ada!
Detik itu juga Fikri dan korban yang lain ngacir ke arena GBK, berusaha mencari tiket sisaan atau sialnya beli dari calo.
“Ada perasaan kesal karena merusak kesempatan saya nonton konser pertama Coldplay di Indonesia,” ucapnya.
Malam itu -hari yang paling ditunggu-tunggu- Fikri dan ratusan penggemar Coldplay hanya bisa mendengar suara Chris Martin dari balik tembok GBK.
Mereka ngampar di jalanan sambil bersenandung mengikuti nyanyian sang vokalis dan ribuan penonton lain sampai selesai.
“Kami bercandanya tuh duduk di kategori 9, hahaha..” katanya sembari tertawa.
Fikri dan ratusan korban lain tetap menuntut A untuk mengambalikan uang mereka utuh. A pun minta waktu selama sebulan.
Kejadian ini membuat Fikri kapok beli tiket dari calo sekalipun sudah kenal.
“Ke depan kalau ada konser enggak bakal percaya selain war atau beli di venue..”
Banyak laporan kasus penipuan tiket Coldplay
Dua hari setelah konser, kepolisian di Jakarta menerima banyak laporan kasus penipuan tiket Coldplay.
Jumlah terbesar mengadu ke Polres Jakarta Pusat, diyakini kasusnya lebih besar karena tak belum memasukkan sebagian laporan yang terjadi jauh sebelum konser digelar.
Kasus yang diadukan beragam, mulai dari penggandaan dan penawaran lewat media sosial yang langsung memblokir begitu korban membayar.
Untuk kasus yang diduga melibatkan GA -yang viral di X- Polres Metro Jakarta Pusat menyebut kerugian yang ditimbulkan diperkirakan mencapai Rp1,3 miliar dengan jumlah korbannya diperkirakan mencapai 400 orang.
“Kami sedang melakukan penyidikan dan pemeriksaan yang mendalam dan intensif, serta mengumpulkan bukti-bukti,” ucap Kasatreskrim Polres Metro Jakpus, Kompol Chandra Mata Rohansyah seperti dilansir Kompas.com, Jumat (17/11).
Chandra berkara pihaknya akan segera menetapkan tersangka dalam waktu dekat.
Satreskrim Polres Metro Jakarta Pusat bersama panitia konser Coldplay juga menyiapkan posko bagi masyarakat yang ingin melaporkan terkait pemalsuan tiket konser atau bentuk penipuan lainnya.
Polisi dan panitia pun menegaskan akan menyelesaikan jika ada kasus penipuan tiket konser ataupun pindai kode batang yang tidak berfungsi.
Laporan serupa juga masuk di Polres Jakarta Selatan. Kasus yang diadukan terkait penipuan atau penggelapan tiket dari artis Susan Sameh dan rekannya. Pelaku berinisial RA sudah ditangkap.
Modus RA yakni menawarkan tiket asli yang dia beli, tapi tiket yang dijual ke korban merupakan hasil duplikat.
Pelaku menjual 24 tiket seharga Rp312 juta yang baru disadari para korban kalau tiket mereka palsu ketika di lokasi konser karena tak bisa ditukar.
RA ditangkap di kawasan Mampang Prapatan, Jakarta Selatan dan mengaku menggunakan uang hasil penipuan untuk kebutuhan pribadi.
Di Polres Jakarta Utara, menerima kasus dari korban bernama Siti Juleha yang membeli tiket dari akun Instagram @ticketing.id.
Menurut polisi, pembayarannya sudah lunas tetapi diminta kembali membayar 50% atau Rp3,5 juta jika ingin tiket tetap terbit.
Laporan lain dari korban Juan Tjipta yang melaporkan seseorang berinisial RAA dengan kerugian Rp1 juta sebagai uang muka pembelian tiket.
Kemudian di Polda Metro Jaya, korban Niken bersama kuasa hukumnya mengadukan penipuan tiket Coldplay yang ditawarkan dari sebuah akun Instagram. Akibatnya korban rugi Rp7 juta.
Jangan beli tiket dari orang tak dikenal, pesan Adrie Subono
Promotor musik terkemuka Indonesia yang sekarang sudah pensiun, Adrie Subono, mengatakan praktik pencatutan tiket sudah ada dari dulu.
Para calo, katanya, di tahun 1990-an sampai 2000-an biasa menjual tiket langsung di gedung pertunjukan.
Seiring pembelian tiket beralih sepenuhnya menjadi lewat online, banyak orang menawarkan jasa titip alias jastip.
Mereka menawarkan jasa untuk membelikan tiket, dengan bayaran tentu saja, supaya si pembeli tidak harus ikut mengantre atau rebutan tiket — atau ‘war’, kata anak zaman sekarang.
Beda jastip dengan calo adalah biasanya jastip tidak menawarkan tiket di luar masa penjualan.
“Karena kalau dahulu tukang catut itu kan terjadi di luar gedung, itu kan langsung ada barang ada uang. Nah sekarang kan masih berbentuk jastip-jastip itu,” kata Adrie kepada BBC News Indonesia.
Adrie mengatakan pihak promotor sulit untuk mencegah pencatutan tiket karena mereka tidak bisa benar-benar mengetahui siapa si pembeli tiket dan apa yang hendak mereka lakukan dengan tiket tersebut.
Dengan situasi ini, ia menyarankan supaya para peminat konser tidak membeli tiket dari orang yang tidak dikenal.
“Kalau boleh saya sarankan ya jangan beli di orang yang kita enggak kenal. Mungkin juga si orang itu dia cuma menawarkan melalui online tapi dia sendiri juga enggak punya tiket,” ujarnya.
[ad_2]
Source link