Siti Atikoh sebut budaya buka suara selamatkan perempuan dari KDRT
“Berani speak up merupakan upaya yang baik agar terhindar dari KDRT,” kata Atikoh dalam diskusi dengan tema “Kekerasan Terhadap Perempuan” di Jakarta, Sabtu.
Menurut Atikoh banyak faktor yang mendorong terjadinya KDRT, salah satunya adalah faktor perekonomian rumah tangga.
Kondisi perekonomian yang terpuruk menurut dia sering menjadikan perempuan tersudut hingga jadi pelampiasan kekerasan.
Dia melanjutkan, posisi tersebut semakin menyulitkan perempuan karena korban juga mengalami ketergantungan secara ekonomi oleh pelaku kekerasan.
Atikoh menjelaskan bahwa jekerasan yang dialami perempuan tidak hanya secara fisik melainkan mental dan seksual. Hal tersebut yang membuat kondisi psikis korban semakin jatuh.
Dia mengatakan, mayoritas korban tidak memilih untuk menceritakan hal tersebut lantaran membuka urusan privat masih dianggap tabu.
“Tidak semua perempuan mau cerita. Terutama jika ini ranah privat yang biasanya pelakunya orang terdekat,” ujarnya.
Karena itu dia mendorong seluruh perempuan memberanikan diri untuk speak up agar mendapatkan penanganan dan pencegahan sejak dini.
Dengan speak up, pencegahan bisa dilakukan dari lapisan paling dasar yakni oleh sesama perempuan dan kerabat dekat.
Dia juga menekankan pentingnya pemerintah menepatkan layanan aduan KDRT di setiap wilayah permukiman warga.
“Dari segi infrastruktur juga diperlukan seperti ada pelayanan satu atap untuk pengaduan di setiap daerah. Dengan begitu penanganan bisa cepat,” kata Atikoh.
Dia berharap seluruh perempuan mau saling mendukung untuk membudayakan speak up demi mencegah KDRT.
Baca juga: Siti Atikoh pilih nasi ikan jadi “carbo loading” Borobudur Marathon
Baca juga: Warga Tana Toraja antusias sambut Ganjar Pranowo
Pewarta: Walda Marison
Editor: Imam Budilaksono
COPYRIGHT © ANTARA 2023