[ad_1]
TEMPO.CO, Jakarta – Berita yang menarik perhatian pembaca hingga pagi ini di antaranya Diretur Eksekutif Indonesia Political Opinion (IPO) Dedy Kurnia Syah menilai kritikan dari calon presiden Ganjar Pranowo ke pemerintahan Jokowi membuat elektabilitas Ganjar merosot. Kemudian, Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa menepis adanya perbincangan politik ihwal dirinya menjadi tim pemenangan daerah (TKD) Prabowo-Gibran Jawa Timur. Berikut ringkasannya:
1. Elektabilitas Ganjar Pranowo Turun, IPO Sebut Karena Memainkan Peran Oposisi
Diretur Eksekutif Indonesia Political Opinion (IPO) Dedy Kurnia Syah menilai kritikan dari calon presiden Ganjar Pranowo kepada Presiden Jokowi sebagai langkah blunder. Pasalnya, menurut dia, hal tersebut membuat elektabilitas Ganjar merosot.
Berdasarkan hasil survei IPO pada periode 10-17 November, menurut Dedy, elektabilitas Ganjar hanya sebesar 28,7 persen.
“Dari sisi internal PDIP saja misalnya di Jateng, kemudian Provisi Bali. Ganjar Pranowo tidak berhasil untuk mendapatkan suara PDIP secara mutlak,” kata Dedi saat peluncuran survei tersebut, Senin, 20 November 2023.
Dedy mengingatkan agar Ganjar berhati-hati dalam bermanuver, termasuk dalam memberikan pernyataan, mulai dari komentar maupun pujian. Ia mengatakan terbelahnya konstituen Ganjar sudah terbaca, misalnya di Jawa Tengah yang merupakan lumbung konstituen PDIP. Di sana, kata Dedy, banyak masyarakat yang justru tidak mendukung Ganjar dan kukuh berpihak kepada Jokowi.
“Artinya di situ Prabowo Subianto memang mendapatkan porsi,” kata dia.
Reaksi Ganjar terhadap pemerintah, menurut Deddy, justru dapat dimanfaatkan Jokowi sebagai amunisi.
Saran untuk Ganjar menggerek dan memperbaiki elektabilitas
Dedy memberikan saran kepada Ganjar Pranowo agar elektabilitasnya terus terjaga. Dia menilai hal itu bisa dilakukan jika Ganjar tidak memainkan perannya sebagai oposisi.
“Cukup tidak berikan komentar terhadap apa-apa yang sudah dilakukan pemerintah karena resikonya cukup tinggi,” ujarnya.
Artikel selengkapnya
2. Bertemu Prabowo di Malang, Khofifah Tepis jadi TKD Prabowo-Gibran Jawa Timur
Iklan
Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa menepis adanya perbincangan politik ihwal dirinya menjadi tim pemenangan daerah (TKD) Prabowo-Gibran Jawa Timur. Hal tersebut mencuat usai pertamuan Khofifah dan capres Prabowo Subianto di acara pengukuhan gelar Guru Besar Kehormatan Prof HC Dr. H. Ali Masykur Musa yang dihelat di Universitas Islam Malang (Unisma), Jawa Timur, pada Sabtu, 18 November 2023. “Kebetulan tidak,” kata Khofifah saat dihubungi via Whatsapp, Senin 20 November 2023.
Khofifah mengatakan alasan kehadirannya dalam acara Ali Masykur itu karena sudah diminta sebulan sebelumnya untuk memberikan ucapan pesan selamat (greeting). Namun, Khofifah mengaku yang menawarkan diri untuk langsung datang dalam acara seremonial akademik tersebut.”Saya sampaikan Insya Allah saya hadir. Enggak usah greeting,”ucapnya.
Khofifah mengatakan kedatangannya tak lepas dari hubungan pertemanannya dengan Ali Masykur Musa. Ia menyebut telah mengenal Ali Masykur sejak 1989 saat keduanya di prganisasi Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII). “Pak Ali Masykur kawan sejak saya di PMII tahun 1989,” ujar Khofifah.
Selain itu, kata Khofifah, Direktur Pasca Unisma sebagai pengusul, juga temannya di PMII. Sehingga semuanya adalah teman dari Khofifah. “Kebetulan satu angkatan di PMII juga. Jadi kami saling berkawan lebih 30 tahunan,” kata dia.
Artikel selengkapnya
3. Hasto Sebut Banyak Tekanan di Pilpres 2024, Anies Baswedan: Tekanan Hidup Rakyat Lebih Berat
Capres Koalisi Perubahan, Anies Baswedan, menanggapi pernyataan Sekretaris Jenderal PDIP Hasto Kristiyanto soal tekanan kekuasaan yang diterima pasangan Anies-Muhaimin dan Ganjar-Mahfud Md jelang Pemilu 2024. Menurut Anies, tekanan yang dia alami masih tidak sebanding dengan tekanan yang dirasakan rakyat selama ini.
“Seberat-beratnya tekanan itu, tekanan (terhadap) rakyat lebih besar,” kata Anies di Taman Ismail Marzuki, Jakarta Pusat pada Ahad, 19 November 2023. Anies mengatakan masyarakat Indonesia selama ini merasakan tekanan ekonomi yang besar. Contohnya, kata dia, seperti terbatasnya lapangan kerja untuk orang-orang berusia produktif.
Dia mengklaim bakal memperjuangkan agar tekanan ekonomi yang dirasakan masyarakat bisa hilang. “Mengapa sekarang kami memilih gerakan perubahan? Karena kami ingin rakyat yang mendapat tekanan besar terbebaskan,” ucap Anies.
Artikel selengkapnya
Pilihan Editor: Puan Bantah Ada Instruksi Khusus Ihwal Kritik Ganjar soal Penegakan Hukum era Jokowi
[ad_2]
Source link