[ad_1]
Hal itu disampaikan Raja Juli, yang juga menjabat sebagai Sekjen Partai Solidaritas Indonesia (PSI), saat mendampingi Prabowo dalam acara yang diselenggarakan di Universitas Muhammadiyah (UMSurabaya), Surabaya, Jawa Timur.
“Ini sebagai forum yang memberikan pendidikan politik bagi rakyat agar ‘tidak membeli kucing dalam karung.’ Rakyat mengetahui visi, misi dan kualitas kepemimpinan Capres dan Cawapres,” kata Raja Juli dalam keterangannya diterima di Jakarta, Jumat.
Ia mengungkapkan alasan mengapa Gibran tidak hadir dalam acara itu karena berada di Mojokerto diundang dalam sebuah acara di Persatuan Guru NU (PP Pergunu).
“Mas Gibran sebagai cawapres juga diundang, namun beliau memohon maaf sebesar-besarnya karena tidak bisa hadir. Saat bersamaan ada dua undangan. Satu dari PP Muhammadiyah dan satunya lagi dari PP Pergunu (Persatuan Guru NU). Kedua acara tersebut penting dalam lanskap “Islam Rahmatan Lil Alamin” (Islam damai, rahmat bagi semua alam) di Indonesia. Sehingga tidak mungkin dinafikan satu sama lain,” tambahnya.
Raja Juli juga mengungkapkan permintaan maaf dari Ketua Umum PP Muhammadiyah, Prof Haedar
Nashir karena tidak bisa hadir karena masih menemani Presiden Joko Widodo di Sorong, Sulawesi Barat.
“Prof Haedar Nashir, Ketua Umum PP Muhammadiyah, juga berkomunikasi dengan saya, beliau meminta maaf juga kepada Pak Prabowo tidak bisa hadir karena bersama Pak Presiden Jokowi pada saatnya bersamaan melakukan peletakan batu perdana pembangunan Rumah Sakit Muhammadiyah Sorong, Sulawesi Barat,” tegasnya.
Baca juga: Prabowo sebut kedatangannya di Rakerda APDESI Jabar tak cari dukungan
Baca juga: TKN: Program air bersih bukti keberpihakan Prabowo pada hak dasar
Pewarta: Hendri Sukma Indrawan
Editor: Guido Merung
COPYRIGHT © ANTARA 2023
[ad_2]
Source link